Tuesday, June 8, 2010

Laksamana Cheng Ho

Hai, kawan-kawan nah sekarang kita akan membahas tentang salah satu tokoh dunia hebat dari China, Laksamana Cheng Ho. Laksamana Cheng Ho lahir di He Dai, Yunnan, China. Nama aslinya itu Ma He. Bapaknya Ma He itu adalah Ma Haji, petugas desa di tempat tinggalnya. Ma He ini adalah anggota suku Hui yang beragama Islam. Saat Ma He berumur 11 tahun, terjadilah wabah Black Death(bahasa Indonesia nya mah pes) yang menjangkiti seluruh Eropa, India, China. Di China terjadilah pemberontakan Zhu Yuanzhang terhadap kekaisaran Mongol(bukan nongol ya he…he…he) yang menyebabkan berdirinya Kekaisaran China dinasti baru, Dinasti Ming dengan Zhu Yuanzhang sebagai rajanya. Anaknya, Zhu Di saat berumur 21 tahun berhasil menaklukan Yunnan, daerahnya Ma He. Ma Haji pun tewas saat melawan Zhu Di sedangkan Ma He dikebiri(maksudnya dipotong 'burungnya') oleh istana China dan dijadikan pelayan istana. Ma He pun menjadi sobatnya Zhu Di. Saat Zhu Yuanzhang meninggal, keponakan Zhu Di, Zhu Yun Wen pun menjadi kaisar Dinasti Ming. Zhu Di pun berontak kepada Zhu Yun Wen. Ma He saat itu menolong Zhu Di. Akhirnya,Zhu Di pun berhasil menaklukan Istana Naga(maksudnya istana kerajaan bukan sarang naga ya he…he…he) dan Zhu Di pun menjadi raja dengan gelar Yong Lee. Zhu Yun Wen pun kabur dan hilang ditelan bumi. Zhu Di pun mengangkat Ma He sebagai kasim istana(ya kayak pembantu gitu)dan memberi gelar Cheng Ho kepada Ma He. Sebenarnya, Zhu Di itu punya keinginan untuk ngirim armada laut ke seluruh dunia! Akhirnya, Cheng Ho pun diutus Zhu Di untuk mengirim armada laut. Armada Zhu Di pun dikirim ke lautan pada Juli 1405. Panjang kapal Cheng Ho adalah 146 x 50 m. Sedangkan kapalnya Christopher Columbus Cuma 23 x 5 m!

Tempat-tempat yang berhasil ditempuh oleh Cheng Ho.

  • Nanjing, RRC
  • Quanzhou, RRC
  • Champa, Vietnam
  • Jawa, Indonesia
  • Palembang, Indonesia
  • Malaka, Malaysia
  • Samudera Pasai, Aceh, Indonesia
  • Ceylon, Sri Lanka
  • Calcuta, India
  • Hormuz, Iran
  • Aden, Yaman
  • Mekah, Arab Saudi
  • Mogadishu, Somalia
  • Mombasa, Kenya

Panjang juga ya perjalanan Cheng Ho!

Perjalanan Cheng Ho adalah sebanyak 7 kali. Sedangkan perjalanan terbesarnya adalah perjalanan ke-6 yang berhasil menempuh Mogadishu, Somalia. Setelah Zhu Di meninggal karena sakit, Cheng Ho pun menutup semua perjalanan armada lautnya, tetapi, ketika kaisar dipegang oleh Zhu Zanji, cucu Zhu Di. Cheng Ho pun membuat ekspedisi armada lautnya lagi yang ke-7 yang berhasil mencapai Mombasa, Kenya. Cheng Ho pun meninggal pada usia 62 tahun dan setelah Cheng Ho meninggal, Dinasti Ming pun dari pemerintahan terbeken di dunia kembali menjadi pemerintahan kuper. Itulah cerita dari Cheng Ho. Sampai ketemu di posting berikutnya ya.

Wednesday, January 6, 2010

Amir Syarifudin


Hai, kawan-kawan nah sekarang kita akan membahas tentang salah satu tokoh Indonesia yaitu Amir Syarifudin.
Amir Syarifudin lahir di Medan, 27 April 1907. Dia adalah orang Batak yang telah membaur dengan orang Melayu. Amir Syarifudin bersekolah di ELS(Itu sekolah dasar jaman baheula/maksudnya jaman Belanda) pada tahun 1914 dan lulus pada tahun 1921. Amir Syarifudin bersekolah di Leiden, Belanda karena diundang saudaranya, T.S.G Mulia yang sudah ada di Leiden sejak 1911. Di Leiden, Amir Syarifudin menjadi anggota pengurus perhimpunan siswa Gymnasium di Haarlem(di Belanda juga). Di Leiden pula Amir banyak mengikuti diskusi agama Kristen, salah satunya CSV op-Java(Ini tuh calon GMKI/Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia). Selama di Leiden, Amir dan saudaranya tinggal di rumah guru yang beragama Kristen bernama Dirk Smink. Saat kuliah di Leiden sudah sampai di tingkat 2(Maksudnya sih kalau istilah sekarangnya semester 3 atau 4) Amir disuruh pulang deh sama keluarganya. Akhirnya Amir sekolah lagi di Sekolah Hukum Batavia(Jakarta). Amir pun tinggalnya samaan lagi sama Mulia, yang sudah menjadi Direktur Sekolah Pendidikan Guru Jatinegara. Amir pun akhirnya pindah ke asrama pelajar Indonesisch Clubgebouw di Jl. Kramat no. 106. Ia pun ditampung oleh Muhammad Yamin.
Saat pendudukan Jepang, Amir pun turut berjuang. Amir membujuk agar teman-teman komunisnya itu turut membantu Amir untuk menghancurkan Fasisme Jepang. Tapi, menurut temen-temennya Amir itu dianggap gelo. Menurut mereka buat apa melawan Jepang, lebih baik berkolaborasi dengan Jepang agar Jepang mau memerdekakan Hindia Belanda padahal gagasan Amir itu terbukti lebih baik. Pada September 1943, Amir tertangkap oleh tentara Fasisme Jepang. Saya kurang tahu apa hasil dari sidang Amir Syarifudin.
Pada 3 Juli 1947, Amir menjadi Perdana Menteri menggantikan Sutan Syahrir. Tetapi, kabinet yang dibuat Amir mengalami tantangan saat Perjanjian Renville yang menyebabkan wilayah Indonesia menyempit. Amir Syarifudin pun disalahkan oleh Masyumi(Itu, partai Islam jaman baheula) dan para Nasionalis. Kabinet Amir Syarifudin pun jatuh dan digantikan oleh Kabinet Hatta yang dipimpin oleh Perdana Menteri baru, Mohammad Hatta. Mulai deh hari-hari terakhir hidup Amir Syarifudin. Setelah Peristiwa Madiun, Hatta memerintahkan penangkapan geng Muso. Banyak anggota partai ideologi kiri yang anggota Muso and the gang mati ditembak. Salah satu anggota geng Muso, Amir Syarifudin pun ditembak mati di makam Desa Ngalihan pada tanggal 19 Desember 1948. Itulah cerita tokoh Amir Syarifudin. Ingat JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH.
Sedikit mengutip dari:
http://id.wikipedia.org- Amir Syarifudin Harahap